WARTA PAROKI - 16 April 2023

 

KEDAMAIAN SEJATI

 

Hari ini, kita mau berbicara tentang kedamaian. Wah, siapa yang tidak mau merasakan kedamaian? Kita semua mencari-cari yang namanya damai. Kalau bisa kita semua inginnya hidup damai, bahkan mati pun nantinya pasti inginnya dalam damai (rest in peace) kan. Kapa dan saat apa kita merasa hidup kita ini damai sejahtera? Awal bulan gajian? Damai berarti tidak ada orang yang mikir jelek tentang diri kita, tidak ada yang gosipin? Damai berarti keluarga gak pernah ribut? Tapi, kalau memang pengertian damai kita hanya sebatas itu, hati-hati. Akhir bulan, pas ada yang gosipin, pas lagi ribut-ribut, pas lagi kecewa, pas lagi takut, berarti damainya hilang. Bukan kedamaian semu seperti itu yang kita cari tetapi kedamaian sejati.

Kehilangan damai di hati, itulah latar belakang kisah di antara para murid Tuhan setelah Yesus ditangkap dan dihukum mati. Bagaimana tidak hilang damainya, bila apa yang mereka harapkan dari Yesus dahulu sebagai raja Israel, tapi malah mati disalib. Sekarang ditambah persoalan mereka dikejar-kejar orang Yahudi. Mereka mendengar Yesus telah bangkit tapi mereka belum percaya dengan berita tersebut dan itu yang membuat mereka tetap saja takut. Takut kalau dituduh mencuri mayat Yesus, takut kalau semakin dikejar dan dicari oleh orang-orang Yahudi. Dan hilanglah rasa damai di hati mereka. Dalam kecemasan Yesus datang di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Kedamaian sejati hanya ada di dalam Tuhan. Kita memang membutuhkan jaminan untuk kehdiupan kita di dunia tapi ini sifatnya sementara. Tak ada yang abadi dari setiap yang kita andalkan entah harta, jabatan, relasi, kekayaan dan benda-benda duniawi. Mari kita senantiasa bersandar pada Tuhan, sumber kedamaian yang tak pernah surut dan tak pernah hilang.

Rm Sigit SCJ

 

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image