Belajar dari Kasih dan

Pengampunan Yesus

 

Tidak enaklah saat kita dikucilkan, disingkiri, ditinggalkan, dijadikan bahan pergunjingan; Saat kita disamakan dengan si orang yang sakit kusta seperti dalam injil hari ini. Sebagai seorang yang sakit kusta, dia tidak mendapatkan tempat dalam hidup sosial kemasyarakatan, bahkan dalam peribadatan pun demikian. Si kusta harus tinggal di luar lingkup masyarakat, harus memberi tanda bahwa dia sebagai seorang yang najis, dan dilarang untuk datang dan mengambah bait suci atau tempat ibadat. Bahkan untuk mendapatkan predikat sembuh pun haruslah imam yang menentukan, dan begitu sulitnya untuk mendapatkan pengakuan layak dan pantas, bisa dan boleh kembali ke tengah komunitas masyarakat.

Seringkali begitu mudahnya kita memberikan cap negatif kepada seseorang. Mengadili dan menghukum seseorang dengan litani kejelekan-kejelekannya. Dan kemudian terjadilah pembunuhan karakter. Kita membuat seseorang menjadi sulit untuk mengalami pertobatan dan pembaharuan hidup di hadapan kita. Serasa tiada maaf bagimu.

Mari belajar dari Yesus yang tergerak hatiNya, yang mengampuni, yang menyembuhkan, yang menjadikan hidup positif.

 

 Rm. G. Wahyu  W, SCJ    

REFLEKSI ATAS KEHIDUPAN YESUS

Mrk 1:29-39

 

Sabtu, 3 Februari 2023 - Mrk 1:29-39 mengisahkan kegiatan Yesus sehabis mengajar dan mengusir roh dari orang yang kerasukan pada pagi hari yang sama (Mrk 1:21-28). Markus sengaja menaruh kegiatan Yesus dalam kerangka siang hari, sore, petang, dan pagi hari esoknya. Irama kehidupan itu mengikuti irama alam, peredaran matahari dari terbit sampai terbenamnya dan terbit di keesokan harinya.

Di samping mengisahkan kegiatan Yesus sepanjang hari, Markus juga menampilkan Yesus yang mengusir dan menyingkirkan roh jahat yang merasuki orang yang waktu itu ada di sana. Dan penyembuhan yang dilakukan Yesus itu terjadi dalam rangka pendalaman Sabda bagi orang banyak di hari Sabat. Yesus bukan orang yang mau melawan lembaga kekudusan Sabat. Ia malah membuat hari itu semakin luhur. Mari kita membuat hari-hari kita semakin luhur melalui kegiatan-kegiatan kita sepanjang hari.

 

  Rm. G. Wahyu  W, SCJ

 

KEMEGAHAN PESTA RAKYAT

 

Palembang, 7 Januari 2024 -Umat Paroki Santo Petrus Palembang merayakan momen bersejarah dalam suasana kegembiraan yang luar biasa. Pesta rakyat yang dirangkai dengan sempurna terhias pada umat paroki Santo Petrus Palembang, sekaligus menjadi saksi perpisahan dengan Romo Harry Subekti SCJ, pelayan setia paroki selama periode 2017-2023.

Romo Harry Subekti SCJ, dengan tulus dan penuh dedikasi, telah memberikan pengabdian terbaiknya kepada Paroki Santo Petrus Palembang selama enam tahun terakhir. Sebagai ungkapan terima kasih dan penghargaan, umat paroki mengadakan acara perpisahan yang penuh kegembiraan dan kehangatan. Romo Harry Subekti SCJ diberikan penghargaan atas kontribusinya yang luar biasa dalam memimpin dan membimbing jemaat selama bertahun-tahun.

Puncak acara perpisahan ini diselenggarakan dengan meriah, dihadiri oleh seluruh umat paroki dan tamu undangan. Acara dihiasi dengan tarian-tarian sambutan yang memukau, menggambarkan kekayaan budaya dan kebersamaan dalam keragaman. Kesedihan atas kepergian Romo Harry Subekti SCJ diatenuasi oleh kebahagiaan menyambut Romo Wahyu SCJ, yang akan melanjutkan peran pastoral sebagai rohaniah paroki.

Pesta rakyat ini bukan hanya menjadi ajang perpisahan dan penyambutan, tetapi juga sebagai wujud syukur dan kebersamaan antara seluruh anggota paroki. Semangat kekeluargaan dan kecintaan terhadap Gereja terpancar melalui setiap tarian, musik, dan senyum yang memenuhi acara ini.

Pesta rakyat Paroki Santo Petrus Palembang tahun ini bukan hanya sebuah perayaan, tetapi juga kisah berbagi kasih dan kebersamaan. Semoga perjalanan rohaniah paroki Santo Petrus Palembang terus dipenuhi dengan berkat dan keberkahan, menjadikan Paroki Santo Petrus Palembang sebagai tempat yang semakin menguatkan iman dan persatuan umat Katolik.

 

HARI ORANG MUDA SEDUNIA

Omk Paroki Santo Petrus Palembang

 

Next event OMK kali ini, OMK Santo Petrus membuat sorotan utama pada Hari Orang Muda Sedunia (HOMS) yang mereka gelar dengan tema AKSARA yang tak biasa. Tetapi tunggu, ada sesuatu yang membuat acara ini benar-benar istimewa. Selain OMK Santo Petrus melibatkan Misdinar dan Remaja Katolik, mereka juga membawa pesan aksara yang unik: "Aku Kamu Satu Allah Ragam Usia".

Mari kita simak bersama bagaimana acara ini tidak hanya menarik, tetapi juga mengajak kita semua untuk berdinamika bersama!

OMK Santo Petrus mengubah makna aksara menjadi lebih dari sekadar huruf dan kata. Dengan singkatan "Aku Kamu Satu Allah Ragam Usia", acara ini membawa pesan persatuan, cinta kasih, dan keragaman. Pesan aksara ini menjadi semacam mantra yang menggandeng semua peserta HOMS untuk bersatu dan merayakan kehidupan dengan penuh makna.

Tak hanya itu, OMK Santo Petrus juga mengajak semua peserta untuk merasakan dinamika bersama melalui tarian. Tarian HOMS menjadi ajang untuk merayakan kebersamaan, persatuan, dan keberagaman. Semua peserta, dari yang muda hingga yang lebih tua, bergembira dalam harmoni yang dibentuk oleh langkah-langkah tarian yang menyatukan hati.

Jadi untuk kalian yang merasa masih muda dan ingin bersama dalam kegiatan ini, jangan lupa untuk ikuti kegiatan nya pada tanggal 25 November 2023 sehabis misa di pendopo !!!!

“MENGASIHI”

(Mat. 22:34-40)

 

Mengikuti Kristus dan kasih tak terpisahkan dan menjadi satu kesatuan. Tidak ada kemuridan tanpa kasih; kasih itu juga harus menjadi bagian kehidupan orang Kristiani. Jika ada murid Kristus yang tidak punya kasih, sia-sialah kemuridannya.

Mengapa kasih sangat penting bagi kita sebagai orang percaya? Karena kasih itu adalah suatu perintah yang harus kita taati, bukan suatu himbauan atau sekedar saran. Tuhan Yesus menegaskan, “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.” (ayat 37, 38). Kata kasihilah menunjuk pada suatu perintah. Karena ini suatu perintah, kita harus menaatinya. Melanggarnya sama dengan berbuat dosa. Jadi, kasih adalah pilihan hidup yang harus kita ambil. Sering kali kita mengasihi seseorang hanya apabila orang itu juga mengasihi atau memberi keuntungan kepada kita. Sebaliknya, orang yang tidak mengasihi atau memberi kontribusi positif pada kita tidak kita anggap sebagai orang yang perlu dikasihi.

 Sering kali bukan kasih yang meninggalkan kita, tetapi kitalah yang meninggalkan kasih itu. Bukti kalau ada kasih di dalam kita adalah kalau kita mengasihi Tuhan dan juga sesama. Kalau kita berkata bahwa kita mengasihi Tuhan tetapi bukti mengasihi orang lain tidak ada, berarti kita belum sampai kepada kasih kepada Tuhan. Ada berkat yang Tuhan sediakan bagi orang yang sungguh-sungguh mengasihi Dia dan juga sesama. Jadi, setiap orang yang berlabel Kristiani dan mengaku murid Kristus, harus punya kasih.

Halangan-halangan nikah pada khususnya: Halangan beda agama Kanon 1086.

Perkawinan antara dua orang, yang di antaranya satu telah dibaptis dalam Gereja Katolik atau diterima di dalamnya, sedangkan yang lain tidak dibaptis, adalah tidak sah. Dari halangan itu janganlah diberikan dispensasi, kecuali telah dipenuhi syarat-syarat sesuai ketentuan hukum. Jika satu pihak pada waktu menikah oleh umum dianggap sebagai sudah dibaptis atau baptisnya diragukan, sesuai norma Kan. 1060 haruslah diandaikan sahnya perkawinan, sampai terbukti dengan pasti bahwa satu pihak telah dibaptis, sedangkan pihak yang lain tidak dibaptis.

 

Rm Sigit SCJ

 

Mempertanggungjawabkan

kepercayaan

 

Dunia diciptakan bukan hanya untuk dimiliki segelintir orang saja, tetapi untuk semua ciptaan yang ada di dalamnya. Sudah sepantasnya bila semua hidup berdampingan sebagai saudara. Pada kenyataannya, persaudaraan tidak sellau dapat terwujud dengan baik. Sampai hari ini masih perlu diusahakan dan diperjuangkan.

Sejak manusia pertama hidup, mereka sudah jatuh ke dalam dosa. Ia mulai melihat sesama sebagai saingan, dan bukan sebagai saudara. Dengan cara demikian, hidup bersama menjadi seperti neraka, penuh konflik, sirik dan intrik. Perilaku demikian digambarkan oleh Yesus lewat perumpamaan pemilik kebun anggur yang menyerahkan dan mempercayakan kebunnya ke tangan penyewa. Namun, si penyewa tidak ingin berbagi hasil panenan, membunuh setiap utusan dan putera pemilik kebun.

Perumpamaan itu dimaksudkan untuk para pemimpin Yahudi saat itu. Namun, hal ini juga masih relevan untuk kita saat ini. Kita harus menyadari bahwa tugas dan jabatan merupakan  kepercayaan dari Tuhan. Bahkan, kehidupan yang kita miliki adalah anugerah dari Tuhan yang patut kita pertanggungjawabkan kepada-Nya. Apakah hidup saya sungguh berbuah bagi Tuhan, ataukah hanya untuk dinikmati sendiri? Apakah saya setiap hari mempertanggungjawabkan hidup dan jabatan saya pada Tuhan? Apakah saya menerima kehadiran Yesus, Putera Allah dengan terbuka untuk senantiasa mengingatkan misi yang Tuhan berikan pada saya ?

 

Rm Sigit SCJ

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image