RENUNGAN SINGKAT

"Barangsiapa marah terhadap saudaranya harus dihukum"

 

 

Selamat datang kembali dalam renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang

“Pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu”

Dalam kutipan Injil pada hari ini, tentu memberikan kita petunjuk mengenai kesempurnaa kasih. Tentu dalam keseharian hidup ini, kita tanpa disengaja pernah menyakiti seorang tanpa disengaja bisa dari perkataan, perbuatan dan lainnya. Tentu tanpa kita sadari hal ini biasanya memberikan luka batin yang cukup dalam terhadap orang yang telah kita sakiti.

Bacaan Injil hari ini, telah memberikan kita semua pelajaran. Dalam halnya Yesus berkata, “setiap orang yang marah terhadapa saudaranya harus dihukum.” Untuk kita ketahui, Yesus memberikan pesan ini, untuk memberikan kesiapan pada batin kita pribadi, jika ingin diumpakan saat memberikan persembahan hendaknya dalam kedaaan yang siap, dan telah berdamai dengan segala bentuk penyesalan dan perbuatan yang sengaja maupun tidak disengaja yang telah kita lakukan.

Dengan hal  ini juga sikap kerendahan hati dan kedewasaan dalam iman kita, memberikan kita isyarat untuk dewasa dalam perbuatan dan perkataan. Dan tentu, tentang perbuatan yang kita lakukan sewajarnya dapat kita kendalikan untuk kebaikan kepada sesama manusia

RENUNGAN SINGKAT

“Inilah Ibumu”

-Yoh 19:25-34

 

Selamat datang kembali dalam renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang. Hari ini, Injil yang diangkat untuk mengenang kisah Yesus Kristus yakni peran Bunda Maria sebagai Ibu Yesus, dalam memberikan kasih-Nya kepada anak-Nya, pada perann-Nya untuk menyelamatkan dunia.

Tentu yang kita ketahui, Bunda Maria  sebagai bunda gereja yang dalam perannya sebagai Hawa yang baru. Beda halnya, dengan hawa yang pertama Tuhan ciptakan yang takluk dengan godaan Iblis dan menjadi sumber akan dosa asal bagi seluruh umat manusia. Namun jika ingin kita kaitkan, keturunannya, yakni Yesus sendiri, merupakan seorang Mesias yang menjadi sumber penyelamatan bagi umat manusia.

Dalam bacaan injil pada hari ini, Tuhan menyebut Bunda Maria sebagai gynai (perempuan dalam Bahasa Yuanani). Hal ini berbicara mengenai ketaatan Bunda Maria dalam ketaatan Bunda Maria. Hal yang menjadi kesinambungan dengan kisah yang dapat kita pararelkan dengan kejadian “Ikatan ketidakataan Hawa pertama dengan ketaatan Maria.”

Dan kita sebagai anggota gereja, Maria menjadi bunda kita yang sudah selayaknya kita hormati dan menerima Bunda Maria sebagai Bunda Kudus. Tak heran juga, dengan berdevosi juga kita memohon pertolongan-Nya agar rahmat kehidupan dari Tuhan Yesus senantiasa kepada kita melalui Bunda Maria.

 

RENUNGAN SINGKAT

"Dialah murid, yang telah menuliskan semuanya ini, dan kesaksiannya itu benar"

 

Selamat berjumpa kembali, pada renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang. Saudara sekalian Injil suci pada hari ini menceritakan tentang kepercayaan para murid Yesus, akan kuasa Allah.

“Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat pleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.”

 –Yohanes 21-25

Kita sebagai manusia, tentu menjadi hal yang lumrah jika mempertanyakan kuasa Allah seberapa besar ? Hal ini membuat diri kita menjadi lebih terinisatif untuk lebih mengetahui bahwa Yesus itu Tuhan.

Yohanes mengatkan bahwa sesungguhnya ada banyak hal yang telah banyak dibuat oleh Yesus, namun tak tertuang seberapa banyak di kitab suci.

Dengan hal ini, maka kembali lagi kepada kita pribadi, bahwa percaya akan kasih-Nya menjadi hal yang mutlak.

Roh Kebenaran Bersaksi Tentang Yesus

Yoh 15:26-16:4a

 

Dalam Injil hari ini, yesus menekankan  beberapa hal kepada murid-muridnya, untuk tetap siaga dan bijak dalam menyertakan kabar pewartaan dan cinta kasih.

Tentu dalam amanat perpisahan-Nya, Yesus berkata “ Jikalau penghibur yang akan kuutus dari Bapa datang, yaitu roh kebenaran yang keluar dari Bapa, ia akan bersaksi tentang Aku, tetapi kamu juga harus bersaksi, karena kamu dari semula bersama-sama dengan Aku.”

Tentang perkataan Yesus juga, para murid-murid-Nya, yang pada awalnya takut dan bersembunyi, menjadi berani untuk mewartakan kebaikan kepada orang-orang Yerusalem, terlebih daerah diluar Yerusalem.  Hal ini menjadi reasapan bagi kita sekalian, bahwa Yesus selalu hadir dalam kegelisahan dan keresahan hidup kita, dan Ia berjanji untuk menopang segala ketakutan yang kita rasakan. Di karenakan pada intinya keberanian akan muncul saat  RohKudus berserta kita sekalian.

Tugas yang Yesus berikan kepada para murid-Nya, dalam mewartakan kebaikan, bukan hanya menjadi implikasi semata yang menjadi resapan batin kita, namun terlebih bahwa kita juga dijadikan Yesus sebagai saksi untuk dapat selalu menjadi utusan Allah dalam menyebarkan kebaikan. Tentu upaya ini menjadi tantangan kita sekalian.

Konsekuensi menjadi sorotan utama dalam hal ini. Dikucilkan, dijauhi, bahkan sampai di bunuh menjadi tantangan yang berat dalam peran perwartaan.

Namun menyikapi hal ini juga Yesus berkata “Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah dahulu membenci Aku dari pada Kamu.”. Yesus telah berani mengorbankan jiwa-Nya, sampai mati di salib, ia rela mati demi kebenaran bahwa belenggu dosa harus kalah akan kuasa Iman.

Tentu hal akhir yang menjadi resapan kita semua, bahwa Roh Kudus selalu hadir dalam langkah hidup kita, dan menjadi pendorong dalam  meneruskan  tugas pewartaan dalam menjadi utusan Allah.

LANTAS BAGAIMANA DENGAN RESPON KALIAN AKAN DORONGAN-NYA ?

 

BUAH CINTA IMAN ALLAH

“Akulah pokok anggut dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak sebab di luar aku kamu tidak dapat berbuah apa-apa” – Yohanes 15:5

 

 Dalam kehidupan, tentu gejolak besar dalam mencintai Tuhan pasti timbul lebih banyak, dikarenakan sisi iman pribadi kita masing-masing  akan berbuah lebih banyak. Namun dibalik itu juga, terkadang persoalan duniawi seringkali membuat kita menjauh dari Allah dan melayaninya.

Injil hari ini mengajak kita untuk dapat memuliakan Allah dengan berbuah besar dan  tentu Tuhan Yesus masih memberikan celah untuk kita dapat memuliakan Dia. Namun seringkali kita sebagai manusia, menunda-nunda bentuk kasih Tuhan kepada kita, kesibukan dan persolan diri sendiri menjadikan kita lupa akan kasih-Nya yang begitu besar kepada kita. Lantas dengan ini, mengapa kita harus menunda jika Tuhan telah memberikan celah kasih kepada kita ?

Mensyukuri dan bersabar adalah proses yang Tuhan beri kepada kita, untuk mendapatkan buah yang besar, tentu harus dapat melewati proses yang begitu banyak. Proses dalam hal inilah yang akan membuat kita bertumbuh menjadi pribadi yang lebih baik dan mampu berkarya dalam kemulian-Nya.

Dalam injil hari ini, Tuhan telah mengajarkan buah kehidupan kepada kita, untuk tetap rendah hati dan tidak mementingkan diri sendiri. Terkadang memang terasa menyenangkan, namun semua ini Tuhan inginkan kepada kita umatnya yang ia tuntut kepada jalan kebaikan.

 

Sukacita Paskah

 

Mengenang peristiwa paskah tentu kita semua sebagai umat Kristiani turut bahagia dengan adanya peristiwa yang menyelamatkan ini. Dalam beberapa peristiwa, hari raya Paskah menjadi lading sukacita untuk kita semua dikarenakan peristiwa Yesus yang rela wafat untuk menebus dosa umat manusia.

Firman Tuhan telah mengatakan bahwa “Hal pertama yang dilakukan oleh Tuhan Yesus setelah kebangkitan-Nya adalah mengizinkan setiap orang untuk melihat-Nya, menegaskan bahwa Dia ada, dan menegaskan fakta tentang kebangkitan-Nya. Selain itu, tindakan ini memulihkan hubungan-Nya dengan orang-orang kembali seperti ketika Dia bekerja dalam daging, ketika Dia adalah Kristus yang dapat mereka lihat dan sentuh. Salah satu hasil dari tindakan ini adalah orang-orang tidak lagi ragu sedikit pun bahwa Tuhan Yesus telah bangkit dari kematian setelah disalibkan, dan mereka juga tidak memiliki keraguan terhadap pekerjaan Tuhan Yesus untuk menebus umat manusia. Dan hasil lainnya adalah fakta bahwa melalui penampakan Tuhan Yesus kepada orang-orang setelah kebangkitan-Nya dan dengan membiarkan orang melihat dan menyentuh-Nya, Dia dengan tegas mengokohkan umat manusia pada Zaman Kasih Karunia, memastikan bahwa, sejak saat itu dan seterusnya, manusia tidak akan kembali ke zaman sebelumnya, yaitu Zaman Hukum Taurat, atas dasar dugaan mereka bahwa Tuhan Yesus telah 'menghilang' atau bahwa Dia telah 'pergi tanpa sepatah kata pun.' Dengan demikian, Dia memastikan bahwa mereka harus terus bergerak maju, mengikuti pengajaran Tuhan Yesus dan pekerjaan yang telah Dia lakukan. Dengan demikian, fase baru dalam pekerjaan di Zaman Kasih Karunia secara resmi dibuka, dan sejak saat itu, orang-orang yang telah hidup di bawah hukum Taurat secara resmi keluar dari hukum Taurat dan masuk ke dalam era yang baru, permulaan yang baru. Inilah berbagai segi makna penampakan Tuhan Yesus di hadapan umat manusia setelah kebangkitan”

Firman Tuhan ini, telah memaparkan Yesus datang ke dunia untuk menyampaikan keapada umat manusia bahwa Tuhan telah mengakihir zaman hkum taurat dan Ia membawa kepada zaman kasih karunia. Makna lainnya yang menjadi peristiwa bahagia yakni Tuhan melakukan ini untuk menegaskan kepada iman kita agar semakin kokok dan percaya akan Tuhan sang penyelamat umat manusia.

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image