RENUNGAN SINGKAT 

"Ingatlah, jangan menganggap rendah seorang pun dari anak-anak ini"

Mat 18:1-5

 

Selamat datang kembali di renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang.

Kehidupan kita di dunia merupakan suatu bekal yang mana akan kita tuju kepada kehidupan akhir kita nanti. Pada injil hari ini, Yesus memberikan pesan kepada kita semua “ Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar di Kerajaan Sorga.”

Dalam hal ini anak kecil yang dimaksud Yesus merupakan representasi dari sifat kerendahan hati yang dimiliki oleh kebanyakan anak kecil, yang mana memiliki kepolosan hati, kejujuran diri dan dapat terbuka akan kedaan dan peristiwa yang dialami.

Sifat kerendahan hati kita akan menjadi hal yang besar untuk dapat memberikan kelegaan batin, bukan hanya bagi kita namun bagi semua orang yang berinteraksi dengan kita, baik secara langgsung maupun tidak.

Tentu, banyak hal yang akan mengacu untuk hal  ini menjadi gagal, yakni ambisi untuk menjadi yang terpilih, dan hal buruk lainnya dalam diri manusia yang membuat, manusia sendiri menjadi terpuruk dalam tempurung dosa. Namun yakinlah, Kehendak Allah yang bersinergi dalam suara batin kita, akan menjadi patokan dalam memunculkan kasih dalam diri kita semua

Tinggalkan kebiasaan buruk dan jalani kehidupan baru, dengan dibekali kerendahan hati serta melakukan Kehendak Allah dalam kehidupan kita

 

 

RENUNGAN SINGKAT 

"Pada hari penghakiman, tanggungan Tirus dan Sidon akan lebih Ringan daripada tanggunganmu"

 

 

Selamat datang kembali di renungan singakt Paroki Santo Petrus Palembang.

Semoga kabar saudara/I semua dalam keadaan baik dan sehat dengan semangat Cinta Kasih Allah. Saudara/I semua, bacaan Injil hari ini mengacu pada perbuatan Yesus yang memberikan muzizat kepada banyak kota, yang pada kenyataanya Yesus ingin memberikan kabar baik serta bukti cinta-Nya kepada kota itu, namun ternyata kota yang pada implikasi merupakan kota pendosa, tetap tak ingin bertobat.

Dibalik dari kisah ini, banyak peristiwa yang mengaitkan hal ini dengan kehidupan kita sehari-hari. Sudah terpampang nyata bagi kita manusia, bahwa dosa adalah ikhtisar buruk bagi kehidupan. Manusia kerap sekali berbuat dan melakukan hal yang tidak baik, dan menjadi dosa yang yang disengaja maupun tidak.

Pertanyaanya, kita yang sering berbuat  dosa apakah sudah melakukan pertobatan ?

Ya atau tidak merupakan jawaban khusus pribadi saudara/I masing-masing. Gereja katolik memberikan kemudahan untuk melakukan sakramen pertobatan setiap paskah dan natal. Dan apakah hal ini konsisten dengan keyakinan kita untuk tidak berbuat dosa lagi ?

Dalam Injil hari ini, inti nyata bahwa Allah mengasihi umat manusia, ia berkhendak bahwa  akan menolong siapapun yang berserah kepada-Nya, mohon ampun kepada-Nya dan merelakan hidup kita kepada-Nya.

Dengan hal ini, kita benar-benar diajak untuk menguatkan tekad dan hari untuk dapat melakukan pertobatan secara ikhlas dan rela akan konsekuensinya. Sehingga kita dapat berjalan bersama dalam lajur cinta kasih Allah

RENUNGAN SINGKAT 

"Mereka memuliakan Allah, Karena Ia telah memberikan kuasa sedemikan besar kepada manusia"

 

 

Selamat datang kembali pada renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang.

Saudari/I yang terkasih dalam Yesus, bersinggungan dengan bacaan injil hari ini, yang menyerupai tentang alkisah Yesus memberikan muzizat kepada orang lumpuh. Tentu hal ini membuat banyak orang semakin tertegun dengan kasih Allah dan sumber Rahmat-Nya yang besar, terkecuali bagi mereka yang memiliki iman yang kecil akan pengharapan pada Kasih Allah.

“Mereka memuliakan Allah karena ia telah memberikan kuasa sedemikian besaar kepada manusia” –Mat 9:1-8

Yesus dalam bacaan Injil memiliki peran kasih yang besar kepada manusia. Namun dibalik itu, ketidakmampuan manusia dalam menerka kasih Allah, diperlihatkan oleh ahli-ahli taurat yang memandang Yesus “menghujat Allah.” Yesus memberikan tindakan kasih yang besar yang telah ia perlihatkan dalam  bacaan Injil hari ini.

Tentu beberapa hal yang menyinggung bahwa manusia selalu melihat sisi buruk lebih besar daripada kebaikan, dengan hal ini seorang yang tidak menyukai orang lain selalu akan mencari kesalahan sekecilpun untuk membuat jatuh orang tersebut.

Namun Yesus tampak memberikan pesan bahwa  tantangan apapun itu, baik dari hujatan, keadaan dan sebagainya, tidak dapat menghentikan kita untuk berbuat kebaikan, karena pada dasarnya kasih yang tulus akan terus timbul bagi mereka yang memiliki iman yang besar kepada Allah.

Hidup menjadi lebih indah bukan, jika kita dapat saling menghormati dan mengampuni sesama ?

 

 

RENUNGAN SINGKAT

"Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau

menjadi teduh sekali"  Mat 8:23-27

 

 

Selamat datang kembali di renungan singakt Paroki Santo Petrus Palembang.

Saudara-saudari yang terkasih dalam Yesus, beberapa maksud manusiawi dalam kultural kehidupan yang menjadikan kita untuk terus percaya akan sesuatu yang mustahil, menjadikan kita  memiliki berbagai pertimbangan dan keresahan yang selalu berdampingan dalam melewati hal tersebut, bukan ?

“Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali.” Mat 8-23-27.

Tentu dari bacaan injil diatas kita sudah mengetahui, kisah apa yang diangkat dalam Injil hari ini. Dalam kisah ini Yesus menegur para murid yang merasa resah dan tak tau apa yang harus mereka lakukan untuk menyelamatkan mereka, dari badai yang mereka lewati. Tentu, dalam kedaan seperti ini, ketakutan dan kepercayaan merupakan implikasi yang berbeda. Disaat kita merasa percaya untuk tetap baik-baik saja, tentu kita takut akan risiko yang akan diperoleh, dan juga sebaliknya demikian.

Dengan hal ini juga, Yesus menegur para murid akan ketakutan mereka dengan memberikan solusi akan badai yang menimpa mereka. Yesus berkata “mengapa kamu takut ? apakah kamu kurang percaya?. ”

Ketidakpercayaan tentu menjadi implikasi yang kerap kaitannya dengan ketakutan. Para murid tidak percaya karena mereka takut akan suatu hal yang menimpa mereka. Ketakutan melemahkan iman mereka, tanpa adanaya sumber yang memberikan jalan keluar pada suatu masalah.

Untuk saat ini, Yesus kembali hadir dan memberikan muzizat yang membuat para murid menjadi kebingungan atas ketidakpercayaannya, yang mana Yesus meredakan badai dalam waktu sekajap.

Tentu dari hal ini, dapat kita ambil kesimpulan bahwa, kita sebagai manusia menjadi percaya dan tidak percaya merupakan sebuah pilihan. Namun untuk tetap  teguh pada Iman kita, itu merupakan sebuah kewajiban.  Kepercayaan bahwa Yesus selalu ada bersama dengan kita dan membantu akan segala kesusahan kita, tentu tidak mudah untuk terjadi, namun dengan hal ini juga Yesus mengingkan kita untuk tetap menunggu dan percaya.

Dengan ini, lantas apakah kita akan percaya kepada-Nya, dan menghilangkann rasa takut itu ?

 

 

 

RENUNGAN SINGKAT

"Namanya adalah Yohanes"

 

Selamat berjumpa kembali dalam renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang.

“Namanya adalah Yohanes.” Luk 1:57-66.80

Kutipan yang sangat memberikan kejutan bahwasannya anak Elisabeth yang kerap di namai Yohanes.

Mari kembali kepada isi bacaan Injil pada hari ini, tentu jika ingin diumpamakan siapakah yang diantara kita, sejak kecil sudah diberikan kepastian akan kebahagiaan dan kesuksesan oleh orang terdekat kita, orang tua, saudara, dan lainnya tentu memiliki kepercayaan tinggi dan positif untuk berharap bahwa kita selalu menjadi yang terbaik. Hal ini kerap menjadi sebuah dambaan untuk kita selalu menghasilkan value yang maksimal dan kerap sekali ditemukan menjadi beban hidup jika tidak memiliki support yang seimbang.  Tentu nama “Yohanes” sejak kecil sudah diberikan suatu kepercayaan oleh orang banyak, dan apakah itu beban baginya ?

Tentu seperti pada kutipan berikut ini “ ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendegar, bahwa Tuhan telah menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepada-Nya, bersukacitalah mereka bersama-sama dengan dia.” – Lukas 1:58.

Yohanes dalam kehidupannya kedepan, akan menjadi sosok penuntun bagi mereka yang kehilangan jalan, ia akan tumbuh dalam Iman dan terus berserah kepada Allah. Dengan pembuktian ini, Yohanes menganggap yang diberikan Tuhan kepadanya merupakan karunia perantara Allah untuk mewartakan kebaikan untuk seluruh manusia, dan bukan merupakan beban yang tertanam sejak ia diberi julukan “Yohanes.”

Kita percaya dengan tuntuan Allah kita sebagai manusia hanya dapat bergerak dan menyesuaikan seturut jalan-Nya. Tuhan selalu menyertai dalam kehidupan kita, dialah alpha dan omega, awal dan akhir bagi segala kehidupan. Dengan ini juga harapan kita untuk terus memberikan kesan baik, akankah terus kita lakukan ?

 

 

RENUNGAN SINGKAT

PAROKI SANTO PETRUS PALEMBANG

 

Selamat datang kembali di renungan singkat Paroki Santo Petrus Palembang

“Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang , Bapamu yang disurga akan mengampuni kalian juga.” Berikut ujar Yesus  dalam khotbah-Nya dibukit.

Dalam hidup menggereja kita diajarkan yang namanya mengasihi. Tentu,  jika berbicara tentang kasih banyak perihal yang menyangkut tentang ini bukan ?

Pastinya kita semua sudah mengetahui, bahwa resapan kasih yang sesungguhnya datang dari Allah dan kembali kepada-Nya. Hal ini berkaitan dengan relasi batin kita dengan Allah, akan sumber kebaikan hidup manusia.

Lewat Injil hari ini, kita kembali diberikan resapan Kasih dalam konteks doa “BAPA KAMI” yang mana doa yang diajarkan Yesus sendiri ini memiliki makna mengasihi untuk sesama kawan dan lawan. Selain itu, dari doa ini juga, kita semua diajak untuk  dapat memuliakan nama Tuhan,  meminta berkat kepada-Nya dan memperhatikan sesama kita.

Dari hal diatas, tentu sudah bukan menjadi alasan, jika doa ini dapat menjadi sumber kasih yang besar bagi kehidupan kita secara bersama sertabmenjadi relasi kita dengan Tuhan dan sesama. Dan hendaknya kepada-Nya lah kita  dapat berserah dan dengan kekuatan kasih-Nya lah kita dapat menemukan kedalaman relasi kita dengan sesama.

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image