WARTA PAROKI - 19 Maret 2023

Melihat dan Beriman

 

Dalam bacaan Minggu Prapaskah IV, Injil Yohanes menyampaikan kisah penyembuhan orang buta sejak lahir. Orang itu tidak meminta untuk dapat melihat, tetapi Yesus memberikan penyembuhan dengan meramu lumpur dan menyuruhnya mandi di kolam. Ketika diminta menjelaskan, orang itu baru menyadari bahwa penolongnya adalah Yesus. Bacaan pertama dari juga menceritakan sosok Samuel yang dipandu Tuhan untuk mengenali pilihan-Nya sebagai pemimpin umat, yaitu Daud. Kedua kisah ini menunjukkan bahwa tuntunan ilahi dapat diterima setapak demi setapak menuju sebuah kebenaran.

Dalam Injil Yohanes, Yesus menolak anggapan bahwa cacat bawaan disebabkan oleh dosa. Ia menegaskan bahwa karya ilahi justru akan bisa terlihat dalam diri orang itu. Dalam kisah ini, Yesus sering kali memakai gagasan "terang" yang merujuk pada terang yang diciptakan pada hari pertama dalam karya penciptaan. Dengan menyebutkan dirinya sebagai terang, Yesus merupakan awal dari karya penciptaan dan melandasi kejadian selanjutnya sampai pada penciptaan manusia yang utuh. Dan si buta mengalami dinamika sembuh dari kebutaan menjadi pribadi yang mampu melihat karya Yesus melalui mata iman yang sehat.

Kisah ini meninggalkan pesan agar setiap orang mmenyadari tiap potensi untuk menerima tuntunan ilahi dan mengenali kebenaran. Meskipun terkadang kita mengalami cacat atau kesalahan, tetapi kita tidak perlu merasa berdosa atau merasa inferior. Sebagai ciptaan Tuhan, kita memiliki kemampuan untuk berubah dan menjadi lebih baik hingga mampu melihat indahnya karya ilahi atas hidup kita.

 

Fr. Virdi Mubin SCJ

Style Selector

Layout Style

Predefined Colors

Background Image